Sinetron India: Dewa Siwa dan Sati

Saya benci sinetron, terutama sinetron Indonesia. Saya dulu sedikit suka telenovela, karena pengaruh lingkungan tetangga, hahaha. Tapi setelah dewasa, saya akhirnya sadar, bahwa hanya telenovela Cassandra yang benar-benar saya ingat jalan ceritanya. Saya suka Kera Sakti! Karena selain unik ada dasar nilai ceritanya: hikmah ajaran Buddha. Saya juga suka beberapa serial dari negeri China, seperti Pendekar Kepompong, The Legend of White Snake (itu ya judulnya?). Tapi setelah dewasa, saya juga lupa jalan ceritanya. Hahahaha

Lalu saya suka tenggelam dalam dunia Romance of Three Kingdom. Hahahah, hanya saja saya belum pernah baca buku atau novelnya. Hanya tahu dari internet dan games-nya. Juga beberapa film-nya yang menceritakan secara parsial tokoh-tokoh penting di dalamnya. Mulai dari Zughe Liang, Cao-Cao, Guan Yu hingga Zhao Yun. Saya malah belum pernah menonton yang khusus menceritakan soal Liu Bei dan Zhang Fei. Malah ada film soal Liu Bang, pendiri dinasti Han.

Sekarang saya sedang asik mendowload/streaming sinetron yang di India belum terlalu lama-lama banget diputar. Bahkan sekarang lagi season II, yakni. Devon  ke Dev Mahadev. Cerita soal cerita asmara Dewa Siwa (salah satu dari tiga Dewa Utama di ajaran Hindu) dengan kekasihnya Dewi Sati.

Oke, banyak adegan yang memang ala sinetron Indonesia (sebut saja: berbicara dalam hati dengan nada sinis, adegan slow motion yang diulang-ulang dengan backsound yang dramatis agar durasi waktunya jadi lama, dan lain sebagainya). Kali ini, sebenarnya saya tertarik sama dua hal. Nilai-nilai ajaran hindu dalam versi yang ringan-ringan saja. Kedua, pemeran Dewi Sati-nya! cantiiiiiikkkkkk hahahahahaha. Maksudnya, ini orang (namanya Mouni Roy), punya wajah yang bisa polos, sedih, senang bahkan marah! Oke... kecantikan Mouni Roy dalam kain sari berbentuk Dewi Sati anggpalah Bonus saja :P.

Nah, saya jadi berpikir bagaimana orang India mengantarkan nilai-nilai agama mereka dengan sebuah serial yang kalau saya bandingkan lebih sarat makna. Oke ada sinetron-sinetrin relijius, tapi entah mengapa, bau-bau komersialisasi dan eksploitasinya lebih kecium aja. Jadi eneg lihat sinetron2 Indonesia (kecuali beberapa yang memang legendari seperti Si Doel atau Keluarga Cemara)

Apa yang terjadi hari ini? Menjelang awal tahu yang baru. Saya ada dipersimpangan jalan. Masih ada beberapa waktu untuk memikirkannya. Sebuah pesan tak tahu sudah sampai di mana. Saya hanya berharap, apapun hasil akhirnya tidak mengubah sesuatu menjadi negatif.


14 komentar:

  1. Bagus jalan cerita serialnya, saya juga sering nonton, tapi belum terlalu paham karena ketinggalan 2 episode awal :-D

    BalasHapus
  2. Saya baru mulai nonton, belum ngeh sih soalnya gak nonton dari awal, mahabarata juga oke,,gak alay kayak sinetron indonesia

    BalasHapus
  3. Iya, sinetron Indonesia emang sudah "alay", miskin akan hikmah

    BalasHapus
  4. Keren bangetttt....
    penuh hikmah dan pelajaran,apalagi yg jd dewa shiva ganteng buangget.Pas banget deh

    BalasHapus
  5. sudah selesai nonton juga season1 mahadewa, season 2 dimana ya cari link filmnya??

    BalasHapus
    Balasan
    1. Season dua ada di Youtube, tapi belum nemu yang ada sub-titlenya nih :P

      Hapus
  6. Bagaimana kalau kita mainkan.aku siwa,ente sati,hik hik

    BalasHapus
    Balasan
    1. setelah episode 39 ini ada lagi nggak pak aulia episode selanjutnya?? heheh

      Hapus
    2. Belum ada lagi ni...saya juga nunggu2 subtitle muncul di dunia maya..

      Hapus
  7. https://www.youtube.com/watch?v=sLZF-q46V8Y

    BalasHapus
  8. Bisa bagi link nya film madehadev gak?
    Biar bisa aku download.. plizzz

    BalasHapus