Akhirnya Selesai Nonton Devon ke Dev Mahadev...

Seperti biasa, saya tidak mau mainstream. Di saat orang-orang melihat ke utara, saya berjalan ke barat mengambil "kitab suci". Hahahaha.

Akhirnya pekan ini selesai sudah saya menenton (via steraming/download) season 1 Devon ke Dev Mahadev. Cerita cinta si The God of Gods, Siwa dengan shakti-nya, Adi Shakti yang muncul dalam wujud manusia berupa Sati lalu mati dan reinkarnasi ke dalam tubuh Parvati di kehidupan selanjutnya.

Kesimpulannya:

1. Nonton ini, saya tidak membahas ke masalah teologi apalagi aqidah. Rumit, agama Hindu penuh kerumitan jika berbicara perkara Ketuhanan atau Tauhid. Jadi, yang non-Hindu, nonton ini ambil hikmah baik-baiknya aja :P, kayak saya hahaha

2. Seru juga si lihat Dewa yang nikah sama pasangannya. Aneh juga lihat dewa yang tahu masa depan dan masa lalu, tahu isi hati, kuat dan lain sebagainya, masuk dalam sebuah romansa cinta ala manusia fana. Yang paling seru adalah perkara pencarian Definisi Cinta

3. Pada bagian akhir-akhir, Parvati bertanya pada Siwa, tentang apa itu Rahasia Cinta. Tentu saja, jawabannya tidak fix ala pujangga. Intinnya, klasik sekali, rahasia cinta itu adalah bahwa cinta banyak bentuknya. Ketika jauh, lalu kita sedih dan berusaha ingin bersatu, itu cinta, ketika membuat pasangan senang itu cinta, ketika berperang dan melindungi itu cinta, ya intinya cinta itu banyak bentuknya....

4. Sayangnya kejadian ala sinetronnya juga banyak walau tidak separah sinetron Indonesia. Sudah lumayan pake efek-efek 3D walau dengan kualitas yang rendah. Coba dibuat lebih rapi kayak Serial Omar, pasti serial ini bisa lebih keren dan dramatis

5. Tetap aja salut dah, dari Eposide 1 hingga Eposide Akhir Session 1, nilai-nilai Hindu dan ajarannya Hindunya kental. Anggap aja ini serial semacam: Hinduism for Dummies. Dikit-dikit kamu akan tahu dasar-dasar nilai ajaran agama Hindu. Meskipun  pasti akan menemui banyak pertanyaan dan kebingungan bagi yang non-Hindu, seperti saya. Tipsnya: nikmati saja, anggap cerita legenda kayak Harry Potter atau Lord of  the Rings

6. Coba dibuat filmnya pasti bagus

7. Kapan Serial (jika tahu mau dibilang Sinetron) di Indonesia bisa sedikit ber-Nilai

Tapi, saya lagi mikir. Apa karena saya orang Indonesia, neglihat sesuatu yang baru dari India, lalu bilang bagus dan bilang jelek Sinetron Indonesia hanya karena tiap hari melihat itu terus lama-lama jadi eneg? Kayak ruput di rumah tetangga lebih bagus dari rumput di rumah sendiri. Anyway, serial ini konon memang lagi hot-hot-nya di India. Sekarang saja sudah eposide berapa gak tahu. Kalau masalah resource cerita, India dan kitab-kitab Hindu mah jagonya, gak usdah dilawan. Ada aja yang bisa jadi cerita. (Ingat: Mahabarata dengan Krisnanya atau Rama dalam Ramayana)