Idealisme, La taqrobu zina, The Ratchet Effect (Efek Gergaji)

Suatu malam yang random, memang seperti biasanya itu, saya berdialektika dengan seorang teman bernama Ivan di kontrakan JW3. Dialektika antara alumni ekonomi dan mahasiswa sospol yang seperti biasanya, ngomongin soal kapitalisme hingga komunisme dan lain sebagainya.

Tiba-tiba dia berdalil "La taqrobu zina". Kenapa "La taqrobu.." karena pada esensinya mendekati sesuatu yang jelek itu akan sesegera mungkin mendorong kita berbuat jelek. "Kapitalisme, memiliki bahaya laten, Mas Aul mencoba mendekat dengan perspektif optimis dan positif, tapi ingat bahwa itu juga "mendekat" dan jatuh pada sebuah kehancuran". Dalam dialog itu, pikiran saya melayang ke Film Batman, ada satu scene di mana Joker berkata kurang lebih mengatakan bahwa kegilaan itu seperti gravitasi, kita cukup mendorongnya sedikit dan gravitasi mengerjakan sisanya. Jatuhnya manusia itu lebih cepat dan mudah daripada bangkit untuk berubah ke arah kebaikan.

Malam itu, berdiskusi ekonomi, biasanya saya yang selalu "unggul", karena pada dasarnya saya mahasiwa ilmu ekonomi dan dia mahasia hubungan internasional. Enaknya, diskusi sesengit apa pun, ini kami anggap dialektika menuju pencerahan. Saya mengangguk dan berpikir keras tentang dasar agrumennya, "La taqrobu zina".

Idealisme adalah kemewahan terakhir yang hanya dimiliki oleh pemuda.” itu kata Tan Malaka. Berbahagialah sesorang yang bisa menikmati idealismenya. Inilah awal mengapa saya menulis catatan ini dalam sebuah catatan ringan.

Ada teman saya yang lain, yang aktivis, yang sekarang dihujat tidak konsisten dalam jiwa aktivis-nya. Apa kah ini karena para aktivis sekalian, sudah "mendekati" hal yang tidak idealis itu? hingga jatuh pada sesuatu yang tidak idealisnya. Saya tidak bisa memungkiri, beberapa rekan aktivis sudah jauh tidak "aktivis" ketika sudah masuk di duniaa "kerja". Setidaknya dari sisi yang tampak oleh mata manusia.

Kenikmatan dan kemudahan dunia itu memapar sedikit demi sedikit, sehingga manusia tidak bisa turun ke bahwa, ke level di mana kemudahan-kemudahan itu belum pernah didapat. Lalu saya ingat teori rasional ini:  The Ratchet Effect (Efek Gergaji). Hubungan pola konsumsi dan pendapatan. Normalnya, konsumsi turun secara proposional sesuai dengan penuruan pendaptan di dalam sebuah persamaan yang sudah ditentukan. Namun naik tidak sama dengan turun. Ini karena habit. Pas pendaptan naik, konsumsi naik. Tapi ketika pendapatan turun, akan susah manusia untuk segera menurunkan konsumsinya seperti sedia kala. 

Nah, maksud saya, ketika manusia mendekatik sedikit demi sedikit gaya kemewahan di dalam hidup, based on theory, maka akan susah untuk menurunkan gaya ini. Ketika gaya hidup sudah semakin tinggi akan semakin jauh dia dari gaya hidup "idealis". Karena gaya hidup mewa itu adalah semacam "mendekat" pada keserahakan, kesombongan dan berkahir menjadi pencuir/alias korupter.

Lalu, apa solusinya? Saya juga bingung.



  

0 komentar:

Posting Komentar