Salah Satu Anugerah yang Allah Berikan Kepada Saya, Apa Itu?

Sebuah tulisan yang saya ambil dari Facebook saya lagi...
Saya punya keluarga yang harmonis di rumah, meskipun layaknya keluarga-keluarga pada umumnya yang acapkali terjadi konflik, namun itu semua tidak membuat kebahagiaan keluarga kami berkurang. Salah satu ritual yang tidak lazim (saya baru sadar sekarang hal itu tidak lazim) adalah makan malam sebelum tidur (entah setelah saya kuliah hal ini masih ada atau tidak). Karena memang adanya rutinitas khusus, maka memang hal yang biasa jika keluarga saya tidur di atas jam 11 malam. Berhubung di rumah saya masuk waktu Indonesia tengah, maka tidak akan sulit untuk mendapatkan acara televisi yang masih masuk wilayah prime time. Di sana biasanya keluarga saya berkumpul bersama (walau ada juga yang sudah tidur) di depan televisi setelah seharian beraktifitas.

Hal yang biasanya dilakukan oleh keluarga saya pada saat-saat tersebut adalah mencari makanan. Yang paling sering di makan ada 3, pertama sisa makan malam (awal malam), kedua membuat mie instan (nah, biasanya mie instan buatan sayalah yang paling sering hadir), ketiga membeli makanan bungkus dari warung (entah nasi goreng, mie goreng dan lain sebagainya). Tidak banyak, biasanya satu bungkus untuk berdua karena memang tujuannya bukan makan berat. Tapi untuk saya terkadang saya memakan dengan satu porsi utuh.

Kegiatan tersebut, walau tidak setiap hari, sangat sering keluarga saya lakukan. Anehnya, tidak ada satu pun dari keluarga saya yang mengalami semacam “obesitas”. Baik Bapak atau Ibu saya tidak ada yang perutnya membuncit. Anak-anaknya pun demikian, salah satu kegemukan terbesar yang pernah saya lihat dari keluarga adalah saat pasca hamilnya kakak saya, itu pun dengan cepat badannya normal kembali (seingat saya sih..).

Apa anugerah saya itu? Oke, keluarga yang lumayan harmonis, tentu salah satu jawabannya. Tapi ada hal yang lain yang menurut saya juga penting. Hal itu adalah bagaimana, secara genetika keluarga saya aman dari ancaman-ancaman obesitas. Ya! Saya dulu tidak habis pikir kenapa orang begitu takutnya makan sebelum tidur. Takut kegemukan lah, takut dietnya gagal lah, dan lain sebagainya. Sedangkan bagi keluarga saya itu malah menjadi semacam ritual. Sampai hari ini pun, saya tidak pernah takut untuk makan sebelum tidur, dan tidak akan pernah khawatir akan terjadi kegemukan, perut buncit, obesitas dan lain sebagainya.

Banyak teman saya yang tetap kekeh bilang bahwa, “Ah entar lihat aja Ul kalau udah nikah, perut kita akan membuncit”, kata salah satu teman saya yang sekarang masih kurus dan tinggi. Dia menyampaikan kisah bapak dan ibunya yang sudah menggemuk padahal sewaktumuda dulu mereka juga kurus seperti kami, tapi seiring waktu berjalan orangtuanya pun menjadi gemuk jua. Pun dengan dia, belakangan saya lihat perutnya agak sedikit “membuncit”. Hehehehhe. Saya berkali-kali mengatakan tidak mungkin karena ini sudah genetik. Dia tetap bersisikukuh dengan pendiriannya.

Akhirnya baru tadi malam, salah satu rekan saya yang kuliah di kedokteran (nah! Anak kedokteran akan lebih dipercaya!) mengungkapkan dan memprediksikan bahwa badan saya sampai tua pun akan seperti-seperti itu saja. Pengamatannya berdasarkan dari rasio-rasio otot yang ada pada badan saya (aneh-aneh aja ni orang!). Konon, badan saya seperti kuli, six pack maksa, dan kurus berisi kayak bina rangka! Hahahhahahaha. Katanya memang itu ada ilmunya untuk memprediksi potensi kegemukan, kebuncitan dan obesitas seseorang. Memang ada orang yang saat ini masih terlihat kurus, tapi sudah terlihat adanya penumpukan-penumpukan lemak dalam tubuhnya. Nah, inilah potensi kegemukan di masa yang akan datang. Jika tidak dilawan dengan olahraga, maka sudah jelas potensi itu akan berujung pada badan yang lebih berisi atau minimal buncit.

Akhirnya saya menyadari bahwa potensi badan saya yang akan bisa terus proporsional hingga tua, entah jadinya kurus ataukah menjadi semacam “bina rangka” itu pilihan saya. Banyak teman saya yang menghibur saya, “Ya seenggakanya loe punya competitive advantage lah ul, di tengah situasi wajahmu yang pas-pasan banget, loe masih ada harapan untuk membuat pasangan loe berbangga hati”. Siaalll.. Gini-gini gua banyak yang mau tahu!  (Mau muntah). Hahahahahahahahaha.

Terlepas dari itu semua, saya harus mensyukuri nikmat yang oleh Allah berikan kepada saya berupa genetik yang anti-gemuk. Saat ini memang, istilah “memperbaiki keturunan” masih seputar bagaimana kita bisa mendapatkan pasangan yang cakep, cantik dan menarik (menurut standard peradaban saat ini) sehingga istilah “memperbaiki keturunan” adalah soal bagaimana kita bisa mendapatkan istri/suami yang lebih menarik daripada yang kita miliki sendiri, sehingga ujung-ujungnya anak kita menjadi bibit yang unggul di tengah masyarakat dalam hal fisik. Oke, saat ini saya akan kalah sama kalian semua wahai manusia! Tapi, prediksi saya di masa depan, obesitas adalah masalah yang akan jamak dijumpai masyarakat maju (lihat Amerika). Orang-orang yang memiliki genetik anti-gemuk akan menjadi incaran para wanita dan pria di muka dunia. Hahahahahahaha

Sebuah Notes untuk Menghibur diri. Hahahahahahahaha

NB: Sebagai catatan, tulisan ini sedang tidak membahas moral, akhlak dan kepahaman agama. Itu masalah “memperbaiki keturunan” yang berbeda. Hehehehe

1 komentar: