Kedutaan Jepang dan Bogor


Satu minggu ini, saya mengingat-ingat apa yang bisa paling saya ingat? Ternyata Kedutaan Jepang di Jakarta. Hmmmm.. ya bolak-balik ngurusi Visa orang-orang dari daerah ke sana, membuat hampir tiap hari dalam minggu kemarin ke Kedutaan Besar Jepang di Jakarta. Lama-lama saya jadi travel agent ni! hahahaah

Ternyata, ada hal yang menjengkelkan di Kedutaan Besar Jepang. Hal yang menjengkelkan itu adalah proses pembuatan Visa orang-orang yang alamat KTP-nya ada di luar Jakarta, Jawa Tengah, Sumatera Selatan, dan beberapa tempat yang lain (saya lupa), tidak bisa mengurus Visa di Kedubes Jepang di Jakarta?!! Walaupun di jelas-jelas kerja di Jakarta! What?? Maksudnya apa coba? Lalu buat apa ya fungsi e-KTP?

Yang lebih aneh lagi adalah, kalau acaranya diundang oleh pihak Jepang masih ada kemudahan, dengan membuat surat permohonan pembuatan Visa di Jakarta, tapi kalau yang mengundang bukan pihak pemerintah Jepang (misalnya kantor perwakilan lembaga Indonesia di sana), maka tidak bisa sama sekali! Jadi kalau yang ngundang orang Indonesia, nggak bisa, tapi kalau yang undang orang Jepang ada kemudahan dengan syarat-syarat diskresi! Apa??

Di hari yang lain, saya mengurus di loket lain, minta saratnya beda lagi!! Sebenarnya saya jengkel dan pengen rasanya buat aduan. Tapi saya jadi ingat: Eh, ini kan lembaganya Pemerintah Jepang, saya mau lapor ke siapa? UKP? Hahahahahaha... ya sudahlah, akhirnya satu-satu yang bisa saya lakukan adalah: "nggrundel" dengan kalimat-kalimat kasar dalam hati (yang sekarang sudah tertulis dalam blog). Bunyinya seperti ini: DASAR NEGARA KOLONIALIS!!!

Hahahahaha. Mbok sama negara Indonesia yang pernah dijajah kalian mau kasih kemudahan.  Tapi, ya... gak apa-apalah, negara Jepang toh akhirnya kalah perang. Mungkin itu saja sudah cukup membuat negara Jepang jadi tidak berdaulat penuh hingga hari ini. Yang paling saya jengkel adalah penjaga loketnya yang orang Indonesia, tapi "kayak-kayak" lebih ngedahului kepentingan orang Jepang ketimbang negaranya sendiri. Pikiran saya jadi melayang, kalau orang-orang ini persis seperti orang-orang yang bekerja dengan Jepang ketika Jepang berkuasa di Indonesia. Hahahaha....

Pelajaran berharga: Kalau mau buat Visa ke Jepang pastikan kamu membuat di kantor yang tepat sesuai dengan alamat KTP-mu. Kalau KTP mu alamatnya sudah tidak bisa diandalkan (misalnya kamu KTP Surabaya, tapi kerja di Jakarta, kan jadinya tetap harus ngurus di Surabaya), maka buat aja surat keterangan domisili (tapi nggak tahu berapa lama buat seperti ginian)

Akhir pekan ini ada kesempatan jalan-jalan dan ngobrol-ngobrol sama kawan lama ke Bogor. Wuiiiiihhh! Makan di tempat yang  namanya Ah-Poong. Makan pake semacam kartu debit yang diisi dulu dengan sejumlah nilai uang. Diambil di sebuah stand khusus di depan. Misalnya Isi 200ribu... Lalu kartu itu dibawa untuk membayar di "warung" yang banyak sekali di sana. Begitu kita bayar, balance di dalam katu itu akan berkurang sesuai dengan harga yang kita beli. Pastikan kartu ini masih ada "pulsa"nya ketika beli makanan. Kalau habis isi ulang lagi ke depan. Enaknya, kalau uang di dalam kartu itu masih sisa, bisa kita cairkan lagi ketika pulang. Jadi nggak kayak model beli kupon di pameran-pameran makanan yang biasanya kalau sudah dibeli, tidak bisa diuangkan kembali.






0 komentar:

Posting Komentar