Memilih Berhenti adalah...


Tiba-tiba ide ini muncul begitu saja di dalam kepala saya. Tentang sebuah kemampuan... atau mungkin kelonggaran? atau mungkin juga bisa dikatakan kenikmatan (wah! kok jadi saru gini). Ya, seandainya manusia di dunia ini punya kemampuan untuk bisa memilih berhenti, mungkin dunia ini akan jadi lebih baik. Andaikan saja saya adalah seorang mesum, pemerkosa, maling, rampok, terkadang ada sebuah keinginan untuk berhenti dari semua perbuatan itu. Tapi sayangnya, manusia terkadang tidak bisa "bebas" begitu saja memilih untuk berhenti. Ada saja alasannya untuk selalu melakukan perbuatan-perbuatan itu lagi. Atau yang melankolis, seandainya manusia bisa berhenti untuk tidak mencintai seseorang yang tidak mencintainya.Mungkin manusia akan lebih banyak yang bahagia. Tidak akan banyak manusia yang patah hati, sehingga dunia akan penuh dengan orang-orang bahagia. Tapi manusia terkadang sulit untuk melupakan cintanya. Manusia terlihat bisa memilih berhenti, tapi secara teknis di lapangan, tidak bisa. Atau setidaknya, tidak bisa semudah itu. Manusia sering berandai-andai jika dia diberikan kesempatan untuk memilih memulai sesuatu. Seperti berdoa, "Tuhan segerakanlah padaku pernikahan", "Tuhan, berikanlah aku pekerjaan", "Ya Tuhan mulaikanlah hidup kaya raya atas ku". Ya! itu pun manusia tidak bisa memilih begitu saja. Pun, sama manusia ternyata tidak bisa bebas untuk memilih "berhenti" terhadap sesuatu yang secara nalar mudah untuk "diberhentikan" Ternyata, memilih berhenti itu analog dengan memilih memulai. Itu dirangkum menjadi satu kata: hijrah.

0 komentar:

Posting Komentar