Wanita Idaman

Hah! Kejadian malam ini membuat saya tersentak lagi. Begini, dengan umur saya yang semakin mendekati menikah, maka obrolan tentang dengan siapa saya menikah sering ditanyakan orang-orang. Saya selalu bergumam bahwa dia masih menjadi rahasia Allah SWT. Meskipun kecondongan ada, tapi saya berada dalam posisi pasrah dan menyerahkannya pada qodar Allah (bukan berarti tidak berusaha).

Nah, topik dalam pikiranku malam ini adalah tentang tipe-tipe wanita idaman saya. Hal yang ternyata sudah "bocor" adalah soal bagaimana saya mengidamkan wanita yang gemar "menulis" dan bisa memasak. Hahahahaha. Oke itu semua benar. Mengapa?

1) Saya dari kecil memang suka menulis, misalnya bacaan masa kecil saya Novel Goosebumps berjilid-jilid dan saya pernah mencoba memulai menulis sebuah novel bergaya Goosebumps...akhirnya hanya jadi satu bab! ahahahha

2) Ketika masa kuliah, gairah menulis saya meningkat lagi. Akhirnya saya masuk pers mahasiswa. Hahaha, di sana saya sangat suka berteman dengan banyak penulis mahasiswa muda yang hebat-hebat. Waktu itu, seringkali saya menilai kecerdasan seseorang dengan melihat sebagus apa tulisannya.

Yap inilah yang membuat saya selalu berpikir bahwa dengan memiliki pasangan yang piawai menulis, dia akan banyak membantu hidup saya yang saat ini memiliki cita-cita di dunia karir akademik sebagai salah satu peraih Nobel dalam bidang ilmu ekonomi. Saya terinspirasi oleh cerita dosen sejarah pemikiran ekonomi di kampus saya, Ibu Endang, yang bercerita bahwa Milton Friedman, seorang peraih Nobel Ekonomi, di setiap tulisannya selalu dibaca dan diedit oleh istri tercinta dengan rapi sekali (nama istrinya saya tidak tahu, saya juga agak lupa apa benar orang yang diceritakan itu adalah Milton Friedman, hehehehe). Jadilah demikian, istri yang piawai menulis adalah oke! hahaha

Pintar memasak? Hmmm... sebenarnya ini adalah parameter yang hampir dipakai semua pria di dunia. Walaupun memang tidak semua yang mensyaratkan ini dengan khusus. Mungkin, bagi saya yang sangat merindukan dan menyukai masakan Nenek dan Ibu saya sendiri, tiba-tiba alam bawah sadar saya berbisik bahwa istri saya pun harus bisa memasak sepiawai mereka. Karena rasanya pasti akan berbeda...(entah, saya juga tidak tahu rasanya, hehehehehehehehe)

Nah, sebenarnya ini adalah paramter yang kontekstual bagi saya di masa-masa awal dewasa. Hahahaha... belakangan parameter itu sudah tidak prioritas walaupun memang tetap menjadi hal yang lebih disukai

0 komentar:

Posting Komentar