"Result of IELTS test held on 28th March 2015 can be taken on th 10th April 2015..."
Di tengah pekerjaan, email yang masuk ke HP ini mengingatkan akan sebuah ketegangan yang sengaja dilupakan dengan berbagai aktifitas... sebenarnya, tidak ingin mengetahui hasil hari pertama dan jam pertama, tunggu teringat sendiri, tapi ya sudahlah, besok saya harus saya hadapi...hasil tes IELTS.
Sejujurnya, ini sudah sangat melewati deadline hidup saya yang paling molor, ingin kuliah di luar negeri...tapi saya sudah terbiasa dengan kegagalan dan memasang ekspektaksi yang sesuai. Agar tidak kecewa, agar siap bangkit dan berusaha lagi untuk mengejar sesuatu yang diiingikan...dua kali sudah tes, hasil tidak sesusai...hehehe
Mengapa menegangkan, karena hasil tes IELTS ini bagaimana pun punya potensi mengubah banyak jalan hidup saya beberapa waktu ke depan. Jika hasilnya tidak sesuai harapan, terbesit untuk melepas kegiatan harian saya: bekerja. Ternyata saya tidak pandai mengatur waktu, sehingga persiapan selalu terganggu. Sebenarnya ini adalah alasan yang selalu ingin saya jauhi, tapi...kalau hasilnya sudah melalui sampling 3x, maka ini patut dipertimbangkan.... ingin fokus pada masalah kebahasa-inggrisan ini ke sebuah tempat yang tenang....
Jika berhasil, berarti next step, adalah mempersiapkan sekolah, dan ouch berarti, mengingat2 kembali jadwal saya menemukan pasangan hidup, apakah dilakukan simultan, apakah sekuensial setelah sekolah, ouch saya belum menentukkan... dan besok, saya mau tidak mau harus mulai menentukkan kembali.
Namun, saya selalu melihat, beberapa teman yang justru memilih mendahulukan masalah "ibadah" (termasuk menggenapi agama-nya yang bagian itu), selalu dipermudah dalam hal-hal lainya...mungkin kegagalan tes berkali-kali (yang sudah dan mungkin akan, tapi sebenarnya ingin "tidak akan") adalah sebuah peringatan buat saya...
Apapun hasilnya, saya selalu mampu memberikan nasehat pada diri sendiri dengan efektif dengan pesan seperti: yakni, sejelek apapun nasib dan hidup saya, menjadi presiden atau gembel di jalanan, selama saya selalu sadar bahwa sudah memiliki hal paling berharga di dunia ini (yakni sebuah KEYAKINAN)...tidak ada alasan untuk bersedih...percaya bahwa kegagalan, penolakan, ketidaksesuaian rencana dengan kenyataan, selama ia masih soal dunia, ah..sungguh hal yang wajar untuk diratapi, tapi bukan untuk mengancurkan segala-galanya...
Sungguh saya hanya butiran debu....(halah :P)
An Email...
Tagged:
0 komentar:
Posting Komentar